4.24.2013

Posted by Unknown
No comments | 2:15:00 PM

A.      Definisi Komunikasi
Sebagaimana kita ketahui bahwa komunikasi ada di setiap aspek kehidupan dan kegiatan manusia. Komunikasi selalu ada di mana – mana, karena itulah komunikasi sangat sulit untuk didefinisikan dalam kalimat sederhana yang tegas. Ibarat air, ia mampu membasahi daerah atau wilayah yang disentuhnya. Komunikasi akan selalu mampu memberi warna atau pengaruh pada bidang yang disentuhnya.
Kita mulai dengan satu asumsi dasar bahwa komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusiamanusia lainya. Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan sesamanya, dan kebutuhan ini terjadi dengan pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Pesan-pesan itu mengemuka lewat perilaku manusia. Ketika kita melambaikan tangan, tersenyum, bermuka masam, menganggukan kepala atau memberikan satu isyarat, kita juga sedang berperilaku. Sering perilaku – perilaku ini merupakan pesanpesan. Pesanpesan itu digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada seseorang (Mulyana, 2006: 12).
Pengertian komunikasi secara etimologis mengandung arti sama makna, memberitahukan, dan berpartisipasi. Pemahaman mengenai konsep komunikasi dapat dilihat melalui uraian kata secara etimologi yakni istilah komunikasi itu sendiri terkandung makna bersamasama common, commones dalam bahasa ingggris communication, yang artinya: pemberitahuan, pemberi bagian. Pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya.
Kata atau istilah komunikasi dari bahasa Inggris sebenarnya berasal dari kata communicates dalam bahasa Latin yang artinya berbagai atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikas, menurut Lexigraper (ahli kamus bahasa), menunjuk pada satu upaya, yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu didalam Webster New College Dictionary edisi tahun 1977, antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah satu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang bunyi, tanda-tanda atau tingkah laku (Lasape, 2005: 39).

B.       Definisi dan Ruang Lingkup Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok terdiri dari dua kata, yaitu, komunikasi dan kelompok. Menurut Efendy (1993: 4), komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang yang berkumpul. Sedangkan menurut Goloberg dan Warson, pengertian komunikasi kelompok adalah satu bidang studi penelitian terapan yang menitikberatkan perhatianya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka yang kecil.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dapat berlangsung antara individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Karakterisitik komunikasi kelompok adalah sebagai berikut:
1.      Komunikasi yang terjadi dalam kelompok bersifat homogeni.
2.      Dalam diskusi kelompok, terjadi kesempatan melakukan tindakan pada saat itu juga.
3.      Arus balik di dalam komunikasi terjadi secara langsung, karena komunikator sedang berlangsung.
4.      Pesan yang diterima komunikan dapat bersifat rasional (terjadi pada komunikasi kelompok kecil) dan bersifat emosional (terjadi pada komunikasi kelompok besar).
5.      Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal komunikan meskipun hubungan yang terjadi tidak erat seperti pada komunikasi interpersonal.
6.      Komunikasi kelompok akan menimbulkan konsekuensi bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

C.    Fungsi Komunikasi Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam satu masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakanya. Adapun fungsi tersebut menurut Sundjaya (1991: 95) mencakup:
1.      Hubungan sosial, dalam arti sebagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya.
2.      Pendidikan, dalam arti sebagaimana dalam sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan mengenai fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok-kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi, namun demikian,, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diterapkan atau tidak, tergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi diantara para anggota kelompok.
3.      Persuasi. Seorang anggota kelompok dapat berupaya mempersuasi anggotanya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seorang yang terlibat usaha-usaha persuasi dalam satu kelompok membawa resiko untuk tidak diterima para anggota lainya.
4.      Kegiatan-kegiatan untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan.  Pemecahan masalah berkaitan dengan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan perbuatan keputusan berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi pemecahan masalah menghasilkan materi atau bahan untuk membuat keputusan.
5.      Fungsi terapi. Dari kelompok-kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainya, guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri bukan membantu kelompok mencapai konsensus.





Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Cipta Aditya Bakti: Bandung.
Lasape, Samad. 2005. Pentingnya Komunikasi Kelompok Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Jurnal Penenlitian Komunikasi dan Opini Publik: Manado.
Morissan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Ghalia Indonesia: Bogor.
Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi Antar Budaya Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Rosdakarya: Bandung.
Sundjaya. 1991. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bumi Aksara: Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar