Walaupun teori yang di kemukakan
Bales di sebut interaksional itu sangat tepat dengan aktivitas individu, Aubrey
Fisher dan Leonard Howes memaknainya sebagai sistem model manusia. Beberapa
penulis percaya bahwa pendekatan yang lebih peka terhadapa pembelajaran
komunikasi kelompok adalah model sistem interaksi yang mengasosiasi tindakan.
Interaksi ini merupakan tindakan dari seseorang yang di ikuti oleh tindakan
orang lain. Contoh nya yaitu tanya jawab, pernyataan-pernyataan dan
salam-salam. Ini lah hal yang harus di amati karena bukanlah perilaku
individual seperti hanya memberi sugesti, tetapi lanjutan dari tindakan lawan
bicara. Seperti membuat sugesti tdan respon. Interaksi dapat di klasifikasikan
melalui dimensi konten dan dimensi hubungan. Contohnya jika seseorang
memberikan pertanyaan, kamu mungkin akan menjawabnya. Dan saat kamu tidak
menjawab kamu berfikir itu pertanyaan tidak penting. Disini, jawabanmu adalah
sebagai dimensi konten dan nonverbal dimensi hubungan.
Walaupun hal yang di analisa
sebagai dimensi hubungan itu ada dalam diskusi kelompok, Fisher memusatkan
dalam dimensi konten. Karena hampir sama komentar dalam tugas grup saling
berhubungan untuk memutuskan tujuan. Fisher
mengklasifikasi pendapat dalam term bagaimana mereka merespon untuk memutuskan
sebuah tujuan. Statment yang ada mungkin dapat setuju atau tidak setuju dengan
tujuan sebagai contohnya.
Dua hal
yang membedakan dari teori Bales dan
Fisher. Bales mengklasifikasikan tpemberian tindakan dalam term fungsi
sosioemosional. Sedangkan fisher berasumsi bahwa apapun tundakan yang dilakukan
dapat mengisi dua fungsi simultan. Kedua, Bales mengklarifikasikan hanya ada
satu tindakan dimana Fisher mengklasifikasikan dua tindakan dalam satu waktu
atau dengan kata lain seorang peneliti akan mengklarifikasi tindakan dan
tindakan yang mengikutinya. Disini peneliti dapat secara aktual melihat
karakter dan frekuensi dari tindakan pasangan dalam komunikasi kelompok.
Dalam teori "theory of
decision emergence", Fisher membagi empat tahap dalam tugas kelompk :
orientasi , konflik, kemunculan dan penguatan kembali. Dalam observasinya,
Fisher mencatat interaksi berubah menjadi formulasi keputusan grup dan
solidaritas.
Pertama, tahap orientasi.
Meningkatkan klarifikasi dan mulai melihat sudutpandang. Level tinggi dari
persetujuan dalam level ini dan komen terkadang dibuat pada kelompok untuk
menguji grup. Kedua, kualifikasi dan percobaan . Dalam tahap ini orang meraba
untuk mempelajari dan memahami.
Tahap Konflik,
berisi besarnya perbedaan pendapat. Orang-orang di tahap kedua ini mulai
mengukuhkan sikapnya sendiri, dan lebih banyak polarisasi. Di sini interaksi
meliputi perbedaan pendapat yang besar dan evaluasi yang tidak menguntungkan.
Para anggota bedebat dan berusaha mengajak / mempengaruhi, dan mereka bisa
membentuk koalisi.
Koalisi tersebut
cenderung hilang di tahap ketiga, tahap kemunculan. Di sini tanda-tanda
kerjasama muncul. Orang-orang tidak terlalu kukuh mempertahankan pendapatnya.
Sementara mereka melunakkan posisi mereka dan menjalani perubahan sikap,
kata-kata mereka menjadi semakin ambigu. Pendapat-pendapat yang menguntungkan
mulai muncul.
Di tahap terakhir,
pengukuhan(reinforcement), keputusan kelompok semakin kuat dan mendapat
penguatan dari anggota kelompok. Kelompok bersatu dan bertahan dengan
solusinya. Pendapat hampir semuanya positif dan menguntungkan. Ambiguitas yang
ada dalam tahap ketiga cenderung menghilang.
Untuk menggambarkan
tahap perkembangan kelompok, Fisher memberikan analisis juri tiruan dalam
undang-undang mengenai kecelakaan kendaraan pada pejalan kaki. Di tahap
pertama, juri mencari tahu pertanggungjawabannya,. Apa yang seharusnya
dilakukan, dan bagaimana nanti akan dilakukannya? Keputusan apakah yang mungkin
keluar? Ketidak jelasan masih ada sampai klarifikasi muncul. Perbedaan pendapat
yang besar muncul dalam tahap konflik sampai juri memutuskan apakah terdakwa
lalai dan bagaimana mereka metuskannya. Di sini interaksi cenderung lebih
emosional dan memanas kadang kala.
Dalam tahap
kemnculan, juri mulai setuju kalau terdakwa ternyata tidak lalai dan pejalan
kaki bisa menghindari kecelakaan itu. Persetujuan ini bersifat sementara, dan
juri mengulang lagi permasalahannya, tapi secara emosional dan perdebatan pasti
mereda pada titik ini. Dan di tahap terakhir, pengukuhan, juri diyakinkan, dan
semua orang setuju dengan hasilnya.
Tahap-tahap dalam
pembuatan keputusan kelompok mencirikan interaksi dan berubah setiap waktu.
Sebuah topik yang bersangkutan adalah decision
modification. Fisher menemukan bahwa sebuah kelompok tidak hanya menyajikan
satu ide setiap waktu, ataupun mengajukan sebuah ide dan memodifikasinya sampai
sebuah konsensus tercapai. Modifikasi keputusan lebih mirip siklus. Beberapa
proposal dibuat dibuat, satu-satu dibahas singkat, dan sisanya dibahas nanti.
Diskusi proposal sepertinya berjalan dengan sedikit energi. Proposal A dibahas.
Kemudian kelompok tidak setuju dan berlanjut ke proposal. Setelah diskusi ini,
kelompok akan membahas proposal lain. Lalu seseorang mengangkat lagi proposal A
namun sudah dimodisikasi. Kemudian kelompok setuju dengan rencana yang sudah
dimodifikasi dari diskusi sebelumnnya. Mengapa diskusi berjalan tak menentu?
Mungkin disebabkan permintaan interpersonal dalam diskusi membutuhkan “break”
dari tugas-tugas kelompok. Efeknya adalah, pendeknya perhatian kelompok karena
padatnya kerja, dan sikap yang dingin membantu mengatur ketegangan dan konflik
Fisher menemukan bahwa dalam memodifikasi usulan,
kelompok cenderung mengikuti salah satu dari dua pola. Jika konflik rendah,
kelompok akan memperkenalkan kembali proposal dalam waktu kurang abstrak,
bahasa yang lebih spesifik. karena berturut-turut kembali ke proposal,
tampaknya mengikuti pola yang menyatakan masalah, mendiskusikan kriteria untuk
solusi, memperkenalkan solusi abstrak, dan bergerak akhirnya solusi konkret.
Perlu diingat, kelompok yang kemungkinan besar tidak akan bergerak itu melalui
empat langkah ini lancar, tapi mungkin akan melakukannya secara sporadis
sebagai anggota berangkat dari dan kembali ke usulan di berhenti dan mulai
mode.
Pola lain umum ketika konflik lebih tinggi. Di sini,
kelompok tidak berusaha untuk membuat proposal yang lebih spesifik. Karena
ketidaksepakatan ada pada gagasan dasar, kelompok memperkenalkan pengganti
proposal dari tingkat yang sama abstraksi seperti aslinya.
Teori Fisher adalah contoh dari model fase
perkembangan kelompok. Model fase memprediksi bahwa kelompok melalui
serangkaian tahapan dalam menangani masalah atau set tugas. Karena ada model
seperti itu dalam sejarah teori grup kecil, pendekatan fase merupakan pandangan
dominan pengembangan kelompok. baru-baru ini,
0 komentar:
Posting Komentar