6.24.2013

Posted by Unknown
3 comments | 8:37:00 PM

Sebagian besar karya yang membahas komunikasi dalam kelompok berasal dari ilmu psikologi sosial. Pada bagian ini kita akan membahas satu teori klasik yang dinamakan teori analisis interaksi yang memberikan pengaruh besar pada teori komunikasi kelompok. Teori ini membahas jenis – jenis pesan yang disampaikan anggota kelompok dan bagaimana pesan memengaruhi peran dan kepribadian kelompok.
Robert Bales (1950) menyusun teori yang menjelaskan mengenai analisis proses interkasi (interaction process analysis) yang saat ini sudah menjadi salah satu karya klasik teori komunikasi. Dengan menggunakan hasil risetnya selama bertahun – tahun sebagai fondasinya, Bales menyusun teori mengenai komunikasi kelompok kecil untuk menjelaskan mengenai jenis – jenis pesan dan kepribadian anggota kelompok serta bagaimana pesan tersebut memengaruhi karakter atau sifat kelompok secara keseluruhan.
Bales menyatakan terdapat 12 jenis pesan dalam komunikasi kelompok yang dapat disederhanakan menjadi empat pesan, yang terdiri atas: tindakan positif, upaya jawaban, pertanyaan dan tindakan negatif seperti pada skema di bawah ini. Jenis – jenis perilaku dalam kotak tersebut bersifat berpasangan, dan setiap pasangan perilaku memiliki wilayah masalah tertentu bagi kelompok yang bersangkutan. Misalnya “memberikan informasi” dipasangakan dengan “meminta informasi”, “memberikan pendapat” dipasangakan dengan “meminta pendapat”, dan memberikan saran dipasangkan dengan “meminta saran”. 
Bales menemukan bahwa salah satu cara kelompok melepaskan ketegangan adalah dengan bercerita, atau mendramatisir. Dalam bab 8 kita melihat perkembangan Ernest Bormann tentang ide ini dalam teori konvergensi simbolis, yang memiliki aplikasi khusus dalam kelompok kecil. Bormann percaya bahwa bentuk komunikasi sangat penting tidak hanya dalam mengurangi ketegangan, tetapi juga dalam mempengaruhi kualitas diskusi kelompok secara umum. Cerita sering diceritakan dan diceritakan kembali dalam suatu kelompok. Mereka terdiri dari tema fantasi, atau pengetahuan bersama, yang membangun identitas bersama dalam kelompok. Tema fantasi merupakan mekanisme yang dikembangkan kekompakan dalam kelompok. Seperti kita ketahui, kekompakan dapat memiliki efek baik positif dan negatif pada pengambilan keputusan.
Ada dua bentuk perilaku komunikasi, yaitu sosioemosional, ditunjukkan dengan sikap positif dan negative seperti ramah, sombong, dramatisir, dan perilaku kedua ialah berdasarkan kerjanyanya seperti saran,  opini, dan informasi.
Dalam investigasi kepemimpinan, Balas menemukan bahwa group yang sama akan memiliki dua bentuk kepemimpinan yang berbeda. Pemimpin kerja yaitu seseorang yang memfasilitasi dan mengkoordinasi kerjanya berkaitan komentar, komando secara langsung untuk memastikan kerjanya selesai. Sama pentingnya dengan pemimpin sosioemosional yang bekerja untuk meningkatkan hubungan dalam group tesebut berkonsentrasi pada interaksi dari sector positif dan negatifnya. Biasanya kedua pemimpin ini dipegang oleh dua orang yang berbeda.
Bales telah menunjukkan bagaimana persepsi posisi seorang individu dalam sebuah group memiliki fungsi tiga dimensi, yaitu dominan versus submassive, peramah versus jutek, dan instrumental versus emosional. Factor tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi dengan label “positif-negatif”, “atasan-bawahan”, “kemajuan-kemunduran”.
Dalam kelompok tertentu, perilaku setiap anggota dapat ditempatkan dalam ruang tiga dimensi. Posisi seseorang tergantung pada kuadran di mana individu tersebut  muncul. Posisi seseorang dalam kuadran ditentukan oleh tingkat dimensi masing-masing yang mewakili. Jadi, misalnya UPF bisa muncul pada berbagai titik dalam ruang, tergantung pada tingkat U, P, dan F. Ketika jenis perilaku semua anggota kelompok diplot dalam grafik spasial, hubungan dan jaringan mereka dapat dilihat. Kelompok yang lebih besar, cenderung sebagai sub kelompok koalisi untuk berkembang. Sub-kelompok terdiri dari individu dengan dimensi nilai yang sama. Jelas ada afinitas antara individu-individu yang dekat dalam dimensi dan arah sebuah nilai, sedangkan kedekatan individu tidak ada hubungannya.
Tidak hanya dapat memprediksi soal koalisi dan jaringan dalam sebuah kelompok dari distribusi berbagai jenis kelompok, tapi Bales juga telah menunjukkan bahwa tipe perilaku seseorang berkaitan dengan jenis pernyataan orang lain yang dibuat. Interaksi tersebut menujukkan bahwa seseorang dapat memulai dan menerima bergantung pada jenis perilakunya.

3 komentar: