Seperti
kita ketahui bahwa 2014 merupakan tahun dimana akan diselenggarakannya pesta
demokrasi terbesar di Indonesia. Masyarakat sebagai konstituen akan menggunakan
hak pilih mereka untuk memilih partai dan tokoh politik tertentu yang layak
untuk memimpin bangsa ini. Tentunya hal ini menjadi momentum tersendiri bagi
beberapa partai dan tokoh politik yang ikut dalam persaingan politik pada
pemilu nanti untuk mempromosikan diri mereka. Berbagai strategi pun diterapkan.
Salah satunya dengan menggunakan iklan di media elektronik yang dalam hal ini
adalah televisi.
Pemanfaatan iklan
sebagai media promosi nampaknya bukan hanya dimanfaatkan oleh kalangan pebisnis
semata. Namun juga digunakan oleh partai politik untuk mempromosikan
program-program mereka. Tak terkecuali dengan Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP). Sebagai partai yang sudah cukup lama bertarung dalam
percaturan politik di Indonesia, PDIP terus berupaya melakukan berbagai
pendekatan dengan masyarakat melalui iklan politiknya. Adapun iklan yang
baru-baru ini dilancarkan oleh partai politik ini adalah iklan dengan slogan
“Indonesia Hebat”.
Dalam iklan tersebut
digambarkan bahwa kondisi pangan Indonesia yang terpuruk. Indonesia belum mampu
melaksanakan swasembada pangan. Mayoritas produk-produk yang ada di negara ini
merupakan produk impor. Dalam iklan tersebut dipaparkan bahwa menurut data
Badan Pusat Statistik tahun 2012, untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri
Indonesia harus mengimpor beras dari Vietnam, daging ayam dari Malaysia,
kedelai dari Amerika, kentang dari Australia, daging sapi dari Australia dan
jagung dari India.
Dalam iklan ini Puan
Maharani selaku Ketua Harian BP Pemilu PDI Perjuangan sekaligus putri dari
Megawati Soekarno Putri (Ketua Umum PDI Perjuangan), menjadi tokoh dalam iklan yang
memberikan motivasi, himbauan serta dorongan kepada masyarakat untuk
mengembalikan kedaulatan pangan agar tercipta kesejahteraan bagi bangsa
Indonesia.
Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap iklan PDIP versi Indonesia Hebat yang saya tonton di
televisi, berikut hasil analisis dari segi komunikasi yang saya bagi ke dalam
dua aspek penilaian, yaitu:
a. Konten
Iklan
Iklan
yang bertajuk nuansa politik ini menceritakan kondisi Indonesia yang belum
mampu melaksanakan swasembada pangan. Pada iklan tersebut divisualisasikan
dengan nasi tumpeng yang merupakan makanan khas Indonesia, namun bahan pokok
untuk membuat tumpeng tersebut bukan berasal dari tanah Indonesia. Menurut saya
konten iklan ini sangat baik dan pas, dimana pembuat iklan menampilkan permasalah
(problem) nyata yang terjadi saat
ini, kemudian sang tokoh mengajak masyarakat untuk melaksanakan swasembada
pangan. Jadi konten yang ada di iklan ini tidak bersifat imajinatif melainkan
memang sesuatu yang saat ini sedang terjadi di Indonesi. Kemudian untuk lebih
menyakinkan penonton, pada iklan ini dicantumkan pula sumber informasinya yaitu
bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Pemilihan
slogan “Indonesia Hebat” pun merupakan kata yang pas untuk dijadikan tema dalam
iklan. Pemilihan tema tersebut tentunya menjadi motivasi bagi audience untuk
menyadari potensi yang Indonesia yang dapat dikembangankan sehingga
mendatangkan kesejahteraan.
b. Pengemasan
Iklan (Packaging)
Pengemasan
iklan ini saya analisis berdasarkan aspek verbal dan visual dalam iklan. Dari
segi verbal kata-kata yang dipilih tokoh untuk menyampaikan pesan mudah untuk
dimengerti. Tidak bersifat high context
sehingga tidak menimbulkan ambiguitas dan kebingunan audience. Iringan musik yang bernuasna cinta tanah air pun turut
memberikan motivasi untuk mengembalikan kedaulatan pangan bangsa Indonesia.
Sedangkan
dari segi visual, pemilihan gambar nasi tumpeng dengan berbagai makanan
disekelilingnya merupakan pelengkap dari apa yang diucapkan oleh tokoh.
Sehingga antara aspek verbal dan visual terjadi saling melengkapi. Untuk lebih
menguatkan kredibilitas tokoh dan partai, pada akhir iklan ini ditampilkan pula
Megawati Soekarno Putri sebagai ikon dari partai ini.
INDONESIA HEBAT !!! DI MASA KEPEMIMPINAN JOKOWI-JK, INDONESIA BERUBAH DARI NEGARA BERKEMBANG MENJADI NEGARA INDUSTRI BARU
BalasHapus