11.17.2014

Posted by Unknown
No comments | 8:39:00 AM


A.    Pengertian Kelompok Rujukan (Reference Group)
Seorang konsumen mungkin akan terlibat atau menjadi bagian dari satu atau lebih kelompok. Seorang konsumen yang bekerja sebagai manajer di salah satu perusahaan adalah anggota dari kelompok pegawai dari perusahaan tempat ia bekerja. Konsumen tersebut menjadi anggota masyarakat di komplek perumahan ia tinggal. Jika konsumen menjadi anggota sebuah klub kebugaran, maka ia menjadi bagian dari kelompok klub kebugaran tersebut. Jika ia aktif di partai politik, maka ia adalah bagian dari kelompok partai tersebut.
Sebuah kelompok (group) merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok di mana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian  dan konsumsi dari konsumen tersebut.
Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua, anggota-anggota keompok seringkali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuh kelompok. Sebagai anggota kelompok dari pegawai sebuah perusahaan, konsumen tersebut akan memakai pakaian kerja sesuai dengan ketentuan dari kantornya. Sebagai anggota masyarakat, konsumen tersebut harus mengikuti semua aturan yang digariskan oleh rukun warga dimana ia tinggal. Konsumen akan sukarela membayar segala macam iuran demi tercapainya tujuan keamanan semua warga masyarakat. Sebagai anggota klub kebugaran, seorang konsumen mungkin bersama-sama dengan anggota lain memutuskan tempat liburan yang akan dikunjungi pada musim panas. Singkatnya, konsumen akan dipengaruhi oleh kelompok di mana ia menjadi anggotanya.
Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku. Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. Seorang ayah adalah kelompok acuan bagi anak-anaknya, anak-anaknya tersebut akan meminta izin ayahnya jika mereka ingin membeli sesuatu.

B.     Jenis – Jenis Kelompok Rujukan
Menurut Sumarwan, jenis kelompok acuan dibedakan menjadi :
1.      Kelompok Formal dan Informal
Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal. Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi, misalnya Serikat Pekerja Indonesia, partai politik, universitas, perusahaan. Kelompok formal biasanya terdaftar secara hukum di pemerintah. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki strukur organisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat. Kelompok formal biasanya terbentuk karena hubungan sosial, misalnya kelompok bermain badminton, kelompok senam kebugaran, kelompok arisan, kelompok rukun tetangga. Anggota kelompok informal biasanya berjumlah sedikit dan berinteraksi secara dekat dan tatap muka secara intensif dan rutin.
Kelompok primer adalah kelompokk dengan keanggotaan yang terbatas, interaksi antaranggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional antaranggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai dan sikap serta perilaku. Contoh dari kelompok primer adalah keluarga, dan kelompok yang memiliki ikatan kekerabatan. Kelompok sekunder memiliki ikatan yang lebih longgar dari kelompok primer, antaranggota kelompok mungkin juga terjadi kontak tatap muka langsung, antaranggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya. Contoh kelompok sekunder bisa berbentuk kelompok formal seperti asosiasi profesi, himpunan alumni atau berbentuk kelompok informal seperti kelompok arisan, kelompok rukun warga, atau teman bermain tenis.
2.      Kelompok Aspirasi dan Disosiasi
Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya. Anggota dari kelompok aspirasi berusaha membuat asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuannya dengan cara bersikap dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut. Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dari kelompok acuannya, atauantaranggota kelompok aspirasi tidak harus terikat dan saling berkomunikasi. Anak-anak muda senang meniru cara berpakaian para selebriti dari Amerika. Mereka bahkan berusaha meniru perilakunya. Anak-anak muda ni disebut sebagai kelompok aspirasi, sedangkan selebriti Amerika sebagai kelompok acuannya.
Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan. Contohnya para anggota Partai Keadilan selalu menunjukkan ketertiban dalam berdemonstrasi, yang sangat berbeda dengan perilaku demo dari kelompok lainnya. Partai keadilan berusaha membuat citra yang berbeda dari kelompok lain. Partai Keadilan bisa dianggap sebagai kelompok disosiasi.

C.    Beberapa Kelompok Acuan yang Terkait dengan Konsumen
1.   Kelompok Persahabatan (Friendship Groups)
Konsumen membutuhkan teman dan sahabat sesamanya. Memiliki teman atau sahabat merupakan naluri dari konsumen sebagai makhluk sosial. Teman dan sahabat bagi seorang konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen diantaranya kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk mendiskusikan berbagai masalah ketika konsumen merasa enggan untuk membicarakannya dengan orang tua atau saudara kandung. Konsumen yang memiliki teman adalah tanda bahwa ia telah membina hubungan sosial dengan dunia luar. Pendapat dan kesukaan teman seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam membeli dan memilih produk dan merek. Kelompok persahabatan adalah kelompok informasi dan mungkin bisa berbentuk kelompok primer atau sekunder.
Para pemasar telah memahami bagaimana pentingnya pengaruh kelompok persahabatan (peer group atau friendship group) terhadap konsumen. Para penjual jasa asuransi sering menggunakan konsep persahabatan dalam menjual jasa tersebut. Para penjual menjelaskan berbagai manfaat dari jasa asuransi yang ditawarkan kepada konsumen, kemudian tidak lupa ia mengatakan bahwa Bapak A, Bapak B, Bapak C telah ikut kepada program kami. Penjual mengetahui benar bahwa nama-nama yang disebutkan adalah orang-orang yang telah dikenal atau teman dan konsumen tersebut. Para penjual mengharapkan bahwa teman-teman yang telah ikut program asuransi akan memperkuat argumentasi pentingnya asuransi dan mempengaruhi keputusan konsumen.
2.   Kelompok Belanja (Shopping Groups)
Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk bersama. Ketika konsumen datang ke toko mungkin sendiri, tetapi berjumpa orang lain di toko yang sama. Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen  ng baru dikenalnya mengenai produk atau jasa yang akan dibelinya. Jika beruntung, konsumen tersebut mungkin banyak memberikan informasi yang diketahuinya mengenai produk dan merek. Informasi tersebut sering memberkan input penting bagi seseorang dalam mengambil keputusan. Informasi tersebut akan mengurangi rasa khawatir akan risiko salah dalam membeli produk.
Seorang konsumen sering membawa teman atau saudara ketika berbelanja. Tujuan membawa teman bisa bermacam-macam. Pertama adalah tujuan sosial, yaitu untuk menikmati kebersmaan dengan saudara atau teman. Kedua adalah untuk mengurangi risiko salah dalam membeli produk. Konsumen akan membawa teman atau saudara yang telah mengetahui produk tersebut. Konsumen yang akan membeli komputer, akan membawa teman atau saudara yang memahami seluk beluk komputer. Teman dan saudara itulah yang akan memberikan saran dan pengaruh dalam pembelian produk.
3.   Kelompok Kerja (Work Groups)
Konsumen yang telah bekerja akan menghabiskan waktunya 35-40 jam di tempat kerja. Ia akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan jasa dan pemilihan merek. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja formal, jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh perusahaan. Kelompok kerja bisa juga berbentuk informal, jika kelompok kerja tersebut terdiri atas orang-orang yang bekerja di perusahaan yang sama. Kelompok kerja informal akan saling bertemu saat makan siang, kegiatan sosial atau pulang bersama. Kedua kelompok kerja tersebut akan mempengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan dibelinya.
4.   Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or Communities)
Berbagai kelompok yang telah dibahas sebelumnya menggambarkan kelompok yang dibatasi oleh geografik dan waktu, yaitu kelompok yang bertemu dan berkomunikasi lisan pada tuang dan waktu yang telah ditentukan. Perkembangan teknologi komputer dan internet telah melahirkan suatu kelompok atau masyarakat baru yang disebut kelompok atau masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau negara bahkan tidak dibatasi oleh waktu.
Melalui internet dan e-mail seorang konsumen yang masih belajar di sekolah dasar sekarang bisa mencari teman dari kota lain bahkan dari negara lain, ia bisa berhubungan dengan teman sebayanya dari berbagai belahan dunia tersebut, kapan saja ia mau. Seorang konsumen bisa membuk internet dan bergabung dengan masyarakat internet, ia memiliki akses yang luas untuk mencari masyarakat internet yang sesuai dengan kebutuhannya kemudian bergabung dengan masyarakat tersebut.

D.    Beberapa Kelompok Acuan yang Digunakan dalam Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran melalui iklan di berbagai media sering menggunakan orang-orang yang dianggap sebagai kelompok acuan. Para kelompok acuan tersebut adalah selebriti, pakar atau ahli, orang-orang biasa, para eksekutif perusahaan atau pegawai biasa dan karakter dagang (trade and spokes-character). Di antara kelompok acuan tersebut, para selebriti adalah yang paling sering dipakai perusahaan untuk mengiklankan berbagai produk dan jasa. Para selebriti bisa memiliki pengaruh yang kuat kepada konsumen dalam pembelian produk dan jasa serta pemilihan merek. Pengaruh tersebut bisa berbentuk adanya keinginan konsumen untuk mengasosiasikan dirinya dengan para selebriti. Asosiasi atau identifikasi bisa berdasarkan rasa kagum, keinginan untuk mengikuti jejak atau gaya hidup selebriti dan pengahargaan. Ketika konsumen menggunakan merek seperti yang diiklankan oleh selebriti, konsumen akan berkata “Jika ia memakai merek tersebut, berarti merek tersebut baik. Jika saya memekainya, maka saya akan seperti dia”.
1.      Selebriti
          Kelompok selebriti adalah para artis film, sinetron, penyanyi, musisi, pelawak dan semua orang-orang terkenal yang bergerak di bidang hiburan. Para selebriti bisa juga para pemain olahraga yang terkenal, tokoh politik, para pejabat pemerintah, para pakar pengamat ekonomi, sosial dan politik. Yang paling banyak digunakan sebagai bintang iklan adalah para artis film, sinetron dan pembawa acara berbagai acara televisi. Dalam mempromosikan suatu produk, selebriti bisa berfungsi untuk :
a.       Memberikan kesaksian (a testimonial)
b.      Memberikan dorongan dan penguatan (Endorsment)
c.       Bertindak sebagai aktor dalam iklan
d.      Bertindak sebagai jasa bicara perusahaan.
Selebriti akan memberikan manfaat kepada perusahaan karena selebriti memiliki popularitas, bakat, karisma dan kredibilitas. Dari keempat unsur tersebut, maka kredibilitas adalah yang paling penting bagi konsumen. Kredibilitas selebriti menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian dan pengetahuan selebriti mengenai produk yang diiklankan dan kepercayaan selebriti (kejujuran selebriti mengenai produk yang diiklankan). Konsumen adalah orang yang cerdas, mereka memahami bahwa selebriti hanya berfungsi sebafai aktor iklan yang dibayar mahal, sehingga kredibilitasnya diragukan. Kredibilitas selebriti semakin diragukan ketika seorang selebriti beriklan untuk banyak merek produk.
2.      Ahli atau pakar
Pemasar menggunakan para pakar atau ahli untuk mengiklankan produknya sehingga relevan. Misalnya produk pasta gigi sensodent dimana seorang dokter gigi memberikan informasi kepada konsumen akan produk pasta gigi tersebut.
3.      Orang biasa
Perusahaan menampilkan atau menggunakan konsumen yang puas terhadap produknya dalam iklan disebut sebagai penggunaan orang biasa. Misalnya, sabun sunlight menggunakan para penggunanya untuk memberikan keterangan bahwa produk yang ditawarkan memuaskan.
4.      Para eksekutif dan karyawan
Para eksekutif perusahaan adalah orang-orang yang dianggap sukses dalam bidangnya sehingga pemasar berusaha untuk memberikan kesan kepada konsumen bahwa para eksekutif figur sukses dan menarik mniat konsumen dalam melakukan pembelian. Misalnya produk  ”Tolak Angin” menampilkan eksekutif dari perusahaannya untuk menunjukkan bahwa produknya berkualitas dan terjamin bagi konsumen.

E.     Jenis Pengaruh Kelompok Rujukan
1.      Pengaruh Normatif
Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti kelompok acuan, jika ada tekanan kuat untuk mematuhi norm-norma yang ada, penerimaan sosial sebagai motivasi kuat serta produk dan jasa yang dibeli akan terlihat sebagai simbol dari norma sosial.
Seorang konsumen cenderung akan mengikuti apa yang dikatakan atau disarankan oleh kelompok acuan jika ada tekanan kuat untuk mengikuti norma-norma yang ada. Pengaruh semakin kuat jika ada sanksi sosial bagi konsumen yang tidak mengikuti sara dari kelompok acuan. Seorang bawahan ada kewajiban atau norma untuk meminta izin kepada atasannya, jika ia ingin melakukan sesuatu yang berkaitan degan pekerjaannya. Seorang anak akan minta persetujuan orang tuanya jika ia ingin memeli suatu produk yang berharga mahal. Jika si anak tidak melakukannya, orang tua mungkin akan memberikan sanksi sosial atau teguran bahkan hukuman kepada si anak.
Seorang konsumen mungkin memiliki motivasi kuat untuk mengikuti perilaku kelompok acuannya, karena adanya keinginan untuk diterima oleh kelompok acuan tersebut. Seorang anak berusaha belajar bagaimana bermain gitar, karena adanya keinginan untuk bisa bergabung dengan teman-temannya yang pandai bermain gitar. Si anak berusaha bisa melakukan apa yang dilakukan kelompok acuannya agar bisa diterima oleh kelompok acuannya.
Motivasi untuk mematuhi norma seringkali tidak cukup kuat untuk mempengaruhi perilaku seseorang kecuali jika produk dan jasa yang akan dibeli menggambarkan publicly conspicuous (produk yang terlihat pemakaiannya oleh orang lain, misalnya mobil, rumah, pakaian) dalam pembelian dan penggunaannya. Jika produk dan jasa yang dibeli akan terlihat oleh publik atau orang lain dalam pemakaiannya, maka konsumen akan berusaha mematuhi norma-norma yang diarahkan oleh kelompok acuan tersebut. Karena produk dan jasa yang dibeli akan menggambarkan citra diri konsumen tersebut.
2.      Pengaruh Ekspresi Nilai
Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa eksprsesi nilai. Seorang konsumen akan membeli kendaraan mewah dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya sebagai orang yang sukses atau kendaraan tersebut dapat meningkatkan citra dirinya. Konsumen tersebut merasa bahwa orang-orang yang memiliki kendaraan mewah akan dihargai dan dikagumi oleh orang lain. Konsumen memiliki pandangan bahwa orang lain menilai kesuksesan seseorang dicirikan oleh pemilikan kendaraan mewah, karena itu ia berusaha memiliki kendaraan tersebut agar bisa dipandang sebagai seseorang yang telah sukses.
3.      Pengaruh Informasi
Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. Seorang dokter adalah kelompok acuan bagi para pasiennya. Pasien menganggap bahwa dokter memiliki pengetahuan dan inforamasi yang dipercaya, selain itu secara sosial dan peraturan dokter adalh profesi yang memiliki otoritas dalam membuat resep obat.

F.     Peranan Anggota Keluarga dalam Pengambilan Keputusan Pembelian
Anggota keluarga saling mempengaruhi dalam kepeutusan pembelian dan konsumsi suatu produk.masing-masing anggota keluarga memiliki peran dalam pengambilan keputusan.seorang anggota keluarga mungkin memiliki lebih dari satu peran.berikut diuraikan beberapa peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut :
1.      Inisiator (initiator), seorang anggota keluarga yang memiliki idea tau gagasan untuk membe mereka tidak li atau mengkonsumsi suatu produk, ia akan memberikan informasi kepada anggota keluarga lain untuk dipertimbangkan dan untuk memudahkan mengambil keputusan.
2.      Pemberi pengaruh (influencer), seorang anggota keluarga yang selalu diminta pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan dikonsumsi,ia diminta pendapatnya mengenai criteria dan atribut produk yang sebaiknya dibeli.
3.      Penyaring informasi (gatekeeper), seorang anggota keluarga yang menyaring semua informasi yang masuk ke dalam keluarga tersebut,seorang ibu mungkin tidak akan menceritakan mainan mainan baru yang ada ditoko kepada anak- anaknya,agar mereka tidak akan menjadi konsumtif,seorang ayah mungkin tidak akan menceritakan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya kepada semua anggota keluarganya,agar mereka tidak menjadi tertekan.
4.      Pengambil keputusan (decider), seorang anggota keluarga yang memiliki wewenang  untuk memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu merek.ibu biasanya memiliki wewenang untuk memutuskan mengenai makanan apa yang baik bagi keluarga,dan menu apa yang disajikan sehari – hari.seorang ibu mungkin akan meminta ijin kepada bapak untuk member barang-barang yang berharga mahal,atau keduanya mengambil keputusan bersama.
5.      Pembeli (buyer),seorang anggota keluarga yang membeli suatu produk,atau yang diberi tugas untuk melakukan pembelian produk.ibu mungkin akan menyuruh anaknya untuk membeli beras yang sudah habis,atau menyuruh pembantu rumah tangganya untuk berbelanja setiap hari.
6.      Pengguna (user), seorang anggota keluarga yang menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa.sebuah produk mungkin akan dikonsumi oleh semua anggota keluarga,misalnya nasi.akan tetapi,beberapa produk mungkin hanya dikonsumsi oleh anggota keluarganya yang berusia muda saja ,misalnya susu bayi atau diaper.
Para pemasar perlu memahami bagaimana peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan suatu produk,produk-produk mainan dipakai oleh anak-anak,dan mereka mempengaruhi orang tuanya. Namun,pembeli dan pengambil keputusan pembelian produk mainan tersebut adalah ayah,ibu,atau keduanya.memahami siapa yang berperan dalam pengambilan keputusan suatu produk sangat bermanfaat dalam menyusun strategi pemasaran untuk menentukan target pasar dari produk tersebut.para produsen minyak goreng selalu menampilkan ibu dalam iklan-iklan produknya.karena ibu dianggap sebagai anggota keluarga yang mengambil keputusan mengenai jenis dan merek minyak goreng yang akan dipakainya. Dapat kita lihat iklan kartu kredit BNI yang membawa pesan keluarga,bahwa kartu kreditnya merupakan pilihan keluarga, yang secara implisit menyatakan bahwa kartu kredit BNI diposisikan sebagai kartu kredit keluarga. 


Daftar Pustaka
Peter  dan Olson, 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran.  D. Sihombing (penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Sumarwan, U.  2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Posted by Unknown
No comments | 8:36:00 AM
Kratingdaeng merupakan salah satu produk minuman berenergi. Untuk memasarkan produk tersebut tentunya perusahaan harus menggunakan media tertentu untuk mempromosikan dan mengajak konsumen membeli produk yang ditawarkan. Oleh karenanya perusahaan menggunakan iklan media elektronik yang dalam hal ini adalah iklan di televisi untuk dijadikan media promosi.
Kratingdaeng bukanlah produk baru yang ada di Indonesia. Berbagai iklan yang menawarkan produk ini pun sudah dilancarkan oleh perusahaan. Namun iklan yang baru-baru ini di-broadcast di televisi adalah iklan Kratingdaeng versi Joe Taslim. Pada iklan tersebut digambarkan Joe Taslim (aktor film laga) sedang memperagakan perannya sebagai aktor melawan musuh-musuhnya. Kemudian setelah syuting selesai, Joe Taslim meminum Kratingdaeng dan mengatakan “ini baru luar biasa, buat yang biasa luar biasa”.
Berdasarkan hasil pengamatan saya terhadap iklan tersebut, dapat dianalisis bahwa pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut lebih didominasi oleh aspek visual. Dari awal sampai akhir iklan yang lebih banyak berbicara adalah gambar aktor (Joe Taslim) yang sedang memperagakan perannya sebagai aktor film laga. Hal ini membuat iklan ini terkesan simple namun bagi penonton yang baru melihat iklan ini akan mengalami kebingunan. Penonton akan bingung produk minuman jenis apakah Kratingdaeng itu.
Sedangkan dari aspek visual, pengambilan gambar sudah cukup bagus. Pemilihan Joe Taslim sebagai talent pun saya rasa sudah tepat, karena produk ini ditujukan untuk orang-orang yang melakukan pekerjaan ekstra seperti Joe Taslim sehingga dibutuhkan energi ekstra pula.
Posted by Unknown
1 comment | 8:35:00 AM


Seperti kita ketahui bahwa 2014 merupakan tahun dimana akan diselenggarakannya pesta demokrasi terbesar di Indonesia. Masyarakat sebagai konstituen akan menggunakan hak pilih mereka untuk memilih partai dan tokoh politik tertentu yang layak untuk memimpin bangsa ini. Tentunya hal ini menjadi momentum tersendiri bagi beberapa partai dan tokoh politik yang ikut dalam persaingan politik pada pemilu nanti untuk mempromosikan diri mereka. Berbagai strategi pun diterapkan. Salah satunya dengan menggunakan iklan di media elektronik yang dalam hal ini adalah televisi.
Pemanfaatan iklan sebagai media promosi nampaknya bukan hanya dimanfaatkan oleh kalangan pebisnis semata. Namun juga digunakan oleh partai politik untuk mempromosikan program-program mereka. Tak terkecuali dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebagai partai yang sudah cukup lama bertarung dalam percaturan politik di Indonesia, PDIP terus berupaya melakukan berbagai pendekatan dengan masyarakat melalui iklan politiknya. Adapun iklan yang baru-baru ini dilancarkan oleh partai politik ini adalah iklan dengan slogan “Indonesia Hebat”.
Dalam iklan tersebut digambarkan bahwa kondisi pangan Indonesia yang terpuruk. Indonesia belum mampu melaksanakan swasembada pangan. Mayoritas produk-produk yang ada di negara ini merupakan produk impor. Dalam iklan tersebut dipaparkan bahwa menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2012, untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri Indonesia harus mengimpor beras dari Vietnam, daging ayam dari Malaysia, kedelai dari Amerika, kentang dari Australia, daging sapi dari Australia dan jagung dari India.
Dalam iklan ini Puan Maharani selaku Ketua Harian BP Pemilu PDI Perjuangan sekaligus putri dari Megawati Soekarno Putri (Ketua Umum PDI Perjuangan), menjadi tokoh dalam iklan yang memberikan motivasi, himbauan serta dorongan kepada masyarakat untuk mengembalikan kedaulatan pangan agar tercipta kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap iklan PDIP versi Indonesia Hebat yang saya tonton di televisi, berikut hasil analisis dari segi komunikasi yang saya bagi ke dalam dua aspek penilaian, yaitu:
a.       Konten Iklan
Iklan yang bertajuk nuansa politik ini menceritakan kondisi Indonesia yang belum mampu melaksanakan swasembada pangan. Pada iklan tersebut divisualisasikan dengan nasi tumpeng yang merupakan makanan khas Indonesia, namun bahan pokok untuk membuat tumpeng tersebut bukan berasal dari tanah Indonesia. Menurut saya konten iklan ini sangat baik dan pas, dimana pembuat iklan menampilkan permasalah (problem) nyata yang terjadi saat ini, kemudian sang tokoh mengajak masyarakat untuk melaksanakan swasembada pangan. Jadi konten yang ada di iklan ini tidak bersifat imajinatif melainkan memang sesuatu yang saat ini sedang terjadi di Indonesi. Kemudian untuk lebih menyakinkan penonton, pada iklan ini dicantumkan pula sumber informasinya yaitu bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Pemilihan slogan “Indonesia Hebat” pun merupakan kata yang pas untuk dijadikan tema dalam iklan. Pemilihan tema tersebut tentunya menjadi motivasi bagi audience untuk menyadari potensi yang Indonesia yang dapat dikembangankan sehingga mendatangkan kesejahteraan.
b.      Pengemasan Iklan (Packaging)
Pengemasan iklan ini saya analisis berdasarkan aspek verbal dan visual dalam iklan. Dari segi verbal kata-kata yang dipilih tokoh untuk menyampaikan pesan mudah untuk dimengerti. Tidak bersifat high context sehingga tidak menimbulkan ambiguitas dan kebingunan audience. Iringan musik yang bernuasna cinta tanah air pun turut memberikan motivasi untuk mengembalikan kedaulatan pangan bangsa Indonesia.
Sedangkan dari segi visual, pemilihan gambar nasi tumpeng dengan berbagai makanan disekelilingnya merupakan pelengkap dari apa yang diucapkan oleh tokoh. Sehingga antara aspek verbal dan visual terjadi saling melengkapi. Untuk lebih menguatkan kredibilitas tokoh dan partai, pada akhir iklan ini ditampilkan pula Megawati Soekarno Putri sebagai ikon dari partai ini.