Indonesia
merupakan negara multikultural dengan tingkat heterogenitas yang sangat tinggi.
Puluhan bahkan ratusan suku bangsa tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap
suku mempunyai kebudayaan masing – masing yang menjadi ciri khas yang tidak
dimiliki oleh suku lain. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang
kaya akan budaya sekaligus menjadi peluang bagi bangsa Indonesia untuk lebih
dikenal di mata dunia. Namun kita juga harus tetap melestarikannya sebagai
warisan nenek moyang.
Di
era modern ini teknologi berkembang dengan sangat pesat, terutama teknologi
informasi dan komunikasi. Banyak sekali produk – produk teknologi canggih mulai
bermunculan baik yang berbasis manual maupun digital. Hal ini jelas sangat
membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi dan komunikasi. Namun
dengan kecanggihan teknologi tersebut sangat memungkinkan masuknya kebudayaan
asing dengan mudah. Masuknya kebudayaan asing akan mengancam keberadaan budaya
lokal yang telah tumbuh dan berkembang selama ratusan bahkan ribuan tahun. Sehingga
masyarakat sering kali lebih mengetahui bahkan menyukai kebudayaan asing
dibandingkan kebudayaannya sendiri. Fenomena ini lah yang sedang terjadi saat
ini. Banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui dan tidak mengenal kebudayaannya
sendiri, terutama remaja sebagai generasi penerus bangsa. Maka dari itu, perlu
adanya upaya pengenalan dan publikasi kebudayaan lokal. Disini peranan pers
sebagai media publikasi sangat penting dalam upaya pengenalan budaya lokal
kepada masyarakat.
Pers
merupakan kegiatan mengumpulkan, menulis dan menginformasikan suatu fenomena.
Dalam upaya pelestarian budaya lokal, pers berusaha mengumpulkan informasi
mengenai kebudayaan lokal yang kemudian ditulis dan dipublikasikan melalui
media massa, yang dalam hal ini adalah media cetak. Tidak dapat dipungkiri
bahwa manusia modern tidak akan bisa lepas dari keberadaan media terutama media
cetak. Kebanyakan masyarakat pun mengetahui dunia sekelilingnya dari media. Bahkan
humoris Will Rogers pernah mengatakan “Yang saya tahu hanyalah apa yang saya
baca”. Pernyataan yang diungkapkan oleh Rogers itu bukan semata – mata untuk
bahan tertawaan saja. Melainkan sebuah realitas kehidupan.
Upaya
pelestarian budaya melalui publikasi di media massa, merupakan cara yang
efektif. Hal tersebut berkaitan dengan sifat media massa yang mampu menjangkau
khalayak luas dalam waktu yang sangat cepat. Selain itu, media massa yang dalam
hal ini adalah media cetak (surat kabar, tabloid, majalah) dapat dengan mudah
di akses oleh banyak orang dari semua kalangan, baik kalangan ekonomi atas
maupun menengah ke bawah. Kemudian dengan adanya surat kabar lokal dapat
memudahkan pelestarian budaya lokal karena biasanya pers surat kabar lokal
lebih mengetahui kebudayaan lokal daerah dimana media itu diterbitkan. Jadi
peranan pers dalam upaya pelestarian budaya lokal sangat penting. Upaya
pelestarian tersebut dilakukan melalui publikasi di media massa.
0 komentar:
Posting Komentar